ILMU BEBAS NILAI DAN TIDAK BEBAS NILAI BESERTA CONTOHNYA

ILMU BEBAS NILAI DAN TIDAK BEBAS NILAI


Dosen Pengampu : Dr. R. Sally Marisa Sihombing, S.IP., M.Si







NAMA                    : ALDIMAS SAPUTRA

NIM                        : 193030702068

JURUSAN              : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

MATA KULIAH    : FILSAFAT ILMU



1. Paradigma Ilmu Bebas Nilai

    Diskusi pada mata kuliah filsafat ilmu yang terbagi menjadi tiga kelompok kecil, didapatkan sebuah rumusan atau kesimpulan masing-masing mengenai ilmu bebas nilai. Mewakili kelompoknya menyatakan bahwa ilmu itu bernilai atau mempunyai nilai. Namun meskipun begitu, dia menyatakan bahwa tidak bisa bebas dalam menilai ilmu itu sendiri. Setiap ilmu terikat nilai baik ideologis, agama, dan yang lainnya. Dari uraiannya, dapat disimpulkan bahwa menurutnya ilmu itu terikat nilai atau tidak bebas nilai. Dalam pandangan ilmu yang bebas nilai, eksplorasi alam tanpa batas dapat dibenarkan, karena hal tersebut untuk kepentingan ilmu itu sendiri, yang terkadang hal tersebut dapat merugikan lingkungan. Contoh untuk hal ini adalah teknologi air condition, yang ternyata berpengaruh pada pemanasan global dan lubang ozon semakin melebar, tetapi ilmu pembuatan alat pendingin ruangan ini semata untuk pengembangan teknologi itu dengan tanpa memperdulikan dampak yang ditimbulakan pada lingkungan sekitar. Dalam ilmu bebas nilai tujuan dari ilmu itu untuk ilmu.

    Dengan bebas nilai kita maksudkan suatu tuntutan dengan mengajukan kepada setiap kegiatan ilmiah atas dasar hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Orang yang mendukung bebas nilai ilmu pengetahuan akan melakukan kegiatan ilmiah berdasarkan nilai yang khusus yang diwujudkan ilmu pengetahuan. Karena kebenaran dijunjung tinggi sebagai nilai, maka kebenaran itu dikejar secara murni dan semua nilai lain dikesampingkan. (Surajiyo, 2007) Ilmu harus bebas dari pengendalian-pengendalian nilai. Maksudnya adalah bahwa ilmu harus bebas dari pengaruh eksternal seperti faktor ideologis, religious, cultural, dan social. Diperlukan adanya kebebasan usaha ilmiah agar otonom ilmu terjamin. Kebebasan di sini menyangkut kemungkinan yang tersedia dan penentuan diri.

Contoh : Ilmu Bebas Nilai

    Contoh, kasus tambang emas Busang di Kalimantan beberapa tahun lalu, memperlihatkan dengan jelas kesalahan ini : Demi meningkatkan nilai saham Bre-X (perusahaan pemilik tambang emas Busang), di pasar saham dunia, perusahaan itu tega mengorbankan kebenaran ilmiah dengan melaporkan kebohongan bahwa mereka telah menemukan, dalam penelitian ilmiah yang mereka lakukan, jutaan ons emas di Busang Kalimantan.

 

2. Paradigma Ilmu Tidak Bebas Nilai

    Ilmu yang tidak bebas nilai (value bond) memandang bahwa ilmu itu selalu terikat dengan nilai dan harus dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai.Perkembangan nilai tidak lepas dari dari nilai-nilai ekonomis, sosial, religius, dan nilai-nilai yang lainnya.

    Menurut salah satu filsuf yang mengerti teori value bond, yaitu Jurgen Habermas berpendapat bahwa ilmu, sekalipun ilmu alam tidak mungkin bebas nilai, karena setiap ilmu selau ada kepentingan-kepentingan. Dia juga membedakan ilmu menjadi 3 macam, sesuai kepentingan-kepentingan masing-masing.

    Pengetahuan yang pertama, berupa ilmu-ilmu alam yang bekerja secara empiris-analitis. Ilmu ini menyelidiki gejala-gejala alam secara empiris dan menyajikan hasil penyelidikan untuk kepentingan-kepentingan manusia. Dari ilmu ini pula disusun teori-teori yang ilmiah agar dapat diturunkan pengetahuan-pengetahuan terapan yang besifat teknis. Pengetahuan teknis ini menghasilkan teknologi sebagai upaya manusia untuk mengelola dunia atau alamnya.

    Pengetahuan yang kedua, berlawanan dengan pengetahuana yang pertama, karena tidak menyelidiki sesuatu dan tidak menghasilkan sesuatu, melainkan memahami manusia sebagai sesamanya, memperlancar hubungan sosial. Aspek kemasyarakatan yang dibicarakan adalah hubungan sosial atau interaksi, sedangkan kepentingan yang dikejar oleh pengetahuana ini adalah pemahaman makna.

     Pengetahuan yang ketiga, teori kritis. Yaitu membongkar penindasan dan mendewasakan manusia pada otonomi dirinya sendiri. Sadar diri amat dipentingkan disini. Aspek sosial yang mendasarinya adalah dominasi kekuasaan dan kepentingan yang dikejar adalah pembebasan atau emansipasi manusia.

    Ilmu yang tidak bebas nilai ini memandang bahwa ilmu itu selalu terkait dengan nilai dan harus di kembangkan dengan mempertimbangkan nilai.Ilmu jelas tidak mungkin bisa terlepas dari nilai-nilai kepentingan-kepentingan baik politik, ekonomi, sosial, keagamaan, lingkungan dan sebagainya.

Contoh : Ilmu Tidak Bebas Nilai

    Contohnya adalah cloning. Dari segi context of justification, dari segi kriteria kebenarannya tidak bisa dibantah. Dari segi ilmiah hasil ini tidak bisa ditolak, sah secara ilmiah. Tetapi, dari segi context of discovery, pertanyaannya adalah apakah hasil ilmu pengetahuan tersebut berguna? Kalau ternyata tidak berguna, kalau ternyata merendahkan martabat manusia, hasil tersebut perlu ditolak. Tetapi, ditolaknya hasil ini bukan karena tidak benar, melainkan karena tidak ada gunanya bagi hidup manusia. Pada titik ini, ilmuwan yang punya perasaan moral, dipersilahkan untuk memutuskan sendiri apakah ia akan tetap mengembangkan ilmunya yang merugikan masyarakat itu, kendati benar atau justru menghentikannya.


Komentar